POTENSI ANGGREK DENDROBIUM DALAM MENINGKATKAN VARIASI DAN KUALITAS ANGGREK BUNGA POTONG
Anggrek Dendrobium: Keunggulan, Tren, dan Perkembangan Industri di Indonesia
Anggrek Dendrobium telah lama dikenal mampu memenuhi tuntutan konsumen bunga yang seleranya terus berkembang dari waktu ke waktu. Keunikan dari jenis anggrek ini terletak pada variasi bentuk dan warna bunga yang dimilikinya, serta hadirnya berbagai varietas baru dengan penampilan yang semakin cantik dan menarik. Keberagaman ini menjadikan Dendrobium sangat diminati, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di pasar internasional, seperti ekspor anggrek Thailand yang didominasi oleh jenis Dendrobium (Harahap, 1996).
![]() |
Potensi Anggrek dendrobium |
Faktor Penentu Selera Konsumen terhadap Anggrek Dendrobium
Selera konsumen terhadap anggrek Dendrobium ditentukan oleh berbagai faktor, seperti warna, ukuran, bentuk, susunan, jumlah kuntum per tangkai, panjang tangkai, serta daya tahan kesegaran bunga. Selain faktor tersebut, tren yang berkembang di luar negeri dan pengaruh produsen juga turut memengaruhi pilihan konsumen. Menurut Soerojo (1992), pada awal 1980-an, konsumen lebih tertarik pada jenis anggrek Vanda, yang menguasai 49% pangsa pasar, sementara Dendrobium hanya mencatatkan 5%. Namun, pada pertengahan 1980-an, proporsi tersebut mulai bergeser, dan Dendrobium berhasil menyamai Vanda dengan masing-masing 25% pada pasar anggrek Indonesia. Saat ini, Dendrobium menjadi jenis anggrek yang dominan di pasar Indonesia, mengungguli Phalaenopsis, Vanda, dan jenis lainnya. Keunggulan Dendrobium yang beragam dalam hal penampilan dan daya tahan kesegarannya menjadikannya pilihan utama bagi para pecinta anggrek dan konsumen di Indonesia.
Perkembangan Industri Anggrek di Indonesia
Industri anggrek Indonesia mengalami fluktuasi yang cukup signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Pada periode 1997 hingga 1999, industri ini tertekan akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Namun, seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian pada tahun 2000-an, industri anggrek mulai bangkit dan mengalami peningkatan. Meskipun demikian, mulai tahun 2007, tren penurunan kembali terlihat pada sektor ini.
Begitu pula dengan ekspor dan impor anggrek Indonesia, yang mencatatkan peningkatan signifikan pada tahun 2003 hingga 2006, namun kembali menurun pada tahun 2007 hingga 2008. Ekspor dan impor anggrek Indonesia terdiri dari tiga bentuk utama, yaitu bibit, tanaman, dan bunga potong, yang berperan penting dalam perdagangan internasional.
Peran Pemerintah dalam Pengembangan Anggrek di Indonesia
Pemerintah Indonesia telah berusaha mendorong pengembangan anggrek sebagai komoditas unggulan untuk meningkatkan ekspor nonmigas. Upaya ini bertujuan agar anggrek dapat menjadi sumber pendapatan bagi petani serta menyumbang devisa negara. Meskipun demikian, hasil dari upaya tersebut masih belum optimal, dan ekspor anggrek Indonesia belum menunjukkan kenaikan yang signifikan.
Potensi dan Tantangan Industri Anggrek Dendrobium
Anggrek Dendrobium, dengan berbagai jenis dan varietasnya yang menarik, memiliki potensi besar untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan internasional. Meskipun industri anggrek di Indonesia mengalami beberapa tantangan, seperti fluktuasi perekonomian dan penurunan ekspor, upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong pengembangan sektor ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani anggrek serta kontribusi anggrek terhadap perekonomian negara.
Daftar Pustaka
-
Bechtel, H., P. Cribb, and E. Launert. 1992. The Manual of Cultivated Orchids Species. Blandford Press, London. 585 pp.
-
BPS. 2009. Ekspor dan impor tanaman hias tahun 2003–2008. Statistik Perdagangan Luar Negeri. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
-
Davidson, B. 1994. Dendrobium breeding trends. Amer. Orchids Soc. Bull. 63(6): 638–645.
-
Dimyati, A. 2009. Industrialisasi dan komersialisasi anggrek nasional. Seminar Nasional Anggrek. Perhimpunan Anggrek Cabang Malang dan Fakultas Pertanian Universitas Brawidjaja, Malang. 13 hlm.
-
Dressler, R. and C. Dodson. 2000. Classification and phylogeny in Orchidaceae. Annals of the Missouri Botanic Garden 47: 25–67.
-
Freed, H. 1979. New Horizons in Orchid Breeding. Day Printing Co., Pomona California. 148 pp.
-
Gandawidjaya, D. dan S. Sastrapradja. 1980. Plasma nutfah Dendrobium asal Indonesia. Bull. Kebun Raya 4(4): 113–125.
-
Harahap, R.A. 1996. Bunga anggrek di pasar dunia. Buku Kenangan Pameran Anggrek Silangan Dalam Negeri. Perhimpunan Anggrek Indonesia, Jakarta. hlm. 19–22.
-
Hee, K.H., H.H. Yeoh, and C.S. Loh. 2009. In vitro flowering and in vitro pollination: Method that will benefit the orchid industry. p. 20–24. Proceeding of NIOC, Nagoya, Japan. Department of Biological Sciences, National University of Singapore.
-
Holttum, R.E. 1965. Flora of Malaya. Vol. 1. Orchids of Malaya. Government Printing Office, Singapore. 494 pp.
-
Martin, K.P., J. Geervarghese, D. Joseph, and J. Madassery. 2005. In vitro propagation of Dendrobium hybrids using flower stalk node explants. Indian J. Exp. Biol. 43(3): 280–285.
-
Puchooa. 2004. Comparison of different culture media for the in vitro culture of Dendrobium (Orchidaceae). Int. J. Agric. Biol. 1560–8530/2004/(06) 5: 884–888. http://www.ijab.org.
-
Rahayu, S., Z.A. Suyanto, dan E.N. Anggia. 2004. Peningkatan kualitas anggrek Dendrobium hibrid dengan pemberian kolkhisin. Agric. Ilmu Pertanian 11(1): 13–21.
-
Raina, S.K. 1999. Tissue culture in rice improvement: Status and potential. Adv. Agron. (42): 339–398.
-
Rhodehamed, W.A. 1994. Pollination of orchid flowers. Amer. Orchid Soc. Bull. 5: 534–539.
-
Soediono, N. 1994. Mengenal anggrek Dendrobium. Buku Kenangan Pameran dan Promosi Anggrek. Perhimpunan Anggrek Indonesia, Jakarta. hlm. 24–28.
-
Soerojo, R. 1992. Pengembangan usaha peranggrekan di Indonesia. Buletin Perhimpunan Anggrek Indonesia 5: 22–24.
-
The Royal Horticulture Society. 1995. Sander’s List of Orchid Hybrids. The Gresham Press, London. 1070 pp.
-
Uesato, K. 1996. Influences of temperature on the growth of ceratophalae type Dendrobium. The Organizing Committee of 2nd Asia Pacific Orchid Conference