PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANGGREK Dendrobium anosmum PADA MEDIA KULTUR IN VITRO DENGAN BEBERAPA KONSENTRASI AIR KELAPA
Abstrak
![]() |
Anggrek Dendrobium anosmum |
Latar Belakang
Indonesia terkenal sebagai negara dengan kekayaan spesies anggrek alam yang sangat melimpah. Diperkirakan setengah dari spesies anggrek di dunia terdapat di Papua, sementara sekitar 2.000 spesies lainnya dapat ditemukan di Kalimantan. Sisanya tersebar di berbagai daerah lainnya, baik untuk bunga potong maupun bunga pot. Iklim tropis Indonesia yang mendukung juga memberikan potensi besar dalam menghasilkan anggrek alam berkualitas tinggi (Bey et al., 2006).
Salah satu jenis anggrek yang sangat digemari oleh para pecinta anggrek adalah anggrek dendrobium. Anggrek ini terkenal karena kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan tumbuh. Bahkan, anggrek dendrobium ditemukan tumbuh di berbagai tempat ekstrem, seperti gurun di Australia dan daerah pegunungan Himalaya yang beriklim dingin. Selain itu, anggrek dendrobium juga mampu menerima sinar matahari langsung tanpa membahayakan dirinya. Pada musim dingin, tanaman ini hanya membutuhkan sedikit air.
Anggrek dendrobium sangat disukai oleh konsumen karena beberapa keunggulannya. Bunganya memiliki daya tahan yang sangat baik, tidak mudah rontok, dan memiliki bentuk serta warna yang sangat bervariasi. Selain itu, anggrek dendrobium juga mudah untuk dipaketkan sebagai bunga potong, menjadikannya pilihan populer di pasar.
Teknik perbanyakan mikro, yang merupakan aplikasi dari kultur jaringan, telah terbukti efektif untuk perbanyakan anggrek, termasuk jenis dendrobium. Untuk memanfaatkan teknik ini secara optimal, penting untuk menguasai kondisi yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan anggrek secara in vitro. Salah satu faktor kunci adalah pemilihan media kultur yang tepat, yang mampu merangsang perbanyakan protocormlike bodies (PLB) atau tunas.
Media kultur jaringan memainkan peran yang sangat penting dalam perbanyakan tanaman. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan sangat bergantung pada jenis media yang digunakan. Media tumbuh pada kultur jaringan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya. Salah satu bahan yang sering digunakan dalam kultur jaringan adalah air kelapa, yang merupakan persenyawaan kompleks alami yang efektif mendukung pertumbuhan tanaman. Penggunaan air kelapa sebagai bahan organik dalam pembuatan media kultur jaringan merupakan salah satu alternatif untuk menggantikan bahan sintetis yang biasanya digunakan, seperti kinetin. Salah satu alasan penggunaan air kelapa adalah karena buah kelapa yang mudah diperoleh dan harganya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan bahan sintetis yang sulit ditemukan dan harganya relatif lebih mahal. Selain itu, air kelapa memiliki keunggulan yang setara dengan bahan sintetis yang mengandung sitokinin, yakni hormon yang berfungsi sebagai pengganti sitokinin.
Pemberian giberelin dan air kelapa pada perkecambahan biji anggrek bulan dengan konsentrasi 250 ml/l terbukti memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan biji anggrek bulan. Hal ini dapat dilihat dari munculnya daun, akar, dan peningkatan tinggi kecambah. Penelitian ini menunjukkan bahwa air kelapa dan giberelin berpengaruh positif terhadap perkecambahan biji anggrek bulan (Bey et al., 2006).
Daftar Pustaka
-
Armini, N. M., G. A. Wattimena, dan L. W. Gunawan. 1991. Bioteknologi Tanaman. Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
-
Bey, Y. 2006. Syafii Phalaenopsis amabilis (BL) Secara In Vitro. Jurnal Biogenesis 2: 41-46.
-
Wan, S. dan Sutrisna. 2006. Pengaruh Pemberian Giberalin (GA3) Dan Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Bahan Biji Anggrek Bulan. Skripsi, Universitas Riau.
-
Gunawan, L. W. 1998. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
-
Lubis, N. N. 2010. Mikropropagasi Tunas Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl) Dengan Pemberian Benzil Amino Purin Dan Naftalen Asam Asetat. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
-
Parera, F. Dj. 1997. Pengaruh Tingkat Konsentrasi Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan dan Perbanyakan Tanaman Anggrek Dendrobium spp Melalui Teknik Kultur Jaringan. GOTI-Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Universitas Pattimura, Volume 2, April 1997, Ambon.
-
Widiastoety, D., dan F. A. Bahar. 1995. Pengaruh Berbagai Sumber dan Kadar Karbohidrat Terhadap Pertumbuhan Plantlet Anggrek Dendrobium. Jurnal Hortikultura 5: 76-80.
Baca Juga : Desain Sistem Monitoring Pengontrolan Suhu, Kelembaban, dan Sirkulasi Air Otomatis pada Tanaman Anggrek Hidroponik Berbasis Arduino Uno