-->

Optimalisasi Budidaya Kacang Hijau di Lahan Kering: Solusi Nutrisi dan Produktivitas

Kacang Hijau

Campuran tepung kacang hijau dan tepung beras masing-masing 50% sangat baik untuk konsumsi anak balita karena kandungan asam amino lisin dan sulfur saling melengkapi. Kacang hijau kaya lisin, sedangkan beras kaya sulfur, membuat kombinasi keduanya ideal secara gizi.

Budidaya kacang hijau
Budidaya kacang hijau

Kacang hijau juga kaya akan nutrisi. Dalam 100 gram biji kering, terkandung:

  • 22,2 gram protein

  • 6,29 gram karbohidrat

  • 0,64 mg vitamin B1

  • 6 IU vitamin C

Selain itu, kacang hijau dikenal sebagai tanaman pangan yang memiliki umur panen genjah (55-65 hari), toleran terhadap kekeringan, dan dapat tumbuh di lahan kurang subur. Ia mampu bersimbiosis dengan rhizobium yang membantu meningkatkan biomassa hingga 11–12 ton/ha (Astanto Kasno, 2007).

Peluang dan Tantangan Pengembangan Kacang Hijau

Permintaan konsumsi kacang hijau mengalami peningkatan hingga 2,5 kg/kapita/tahun. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dibutuhkan perluasan areal tanam, yang juga berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian.

Namun, pengembangan di lahan kering seperti di Percut Sei Tuan, yang memiliki pH basa dan kesuburan rendah, menuntut solusi agronomis yang tepat. Tantangan ini dapat dijawab dengan penerapan teknologi budidaya terpadu, seperti:

  • Pemilihan varietas unggul (contoh: Vima 1)

  • Pengelolaan lahan dan penggunaan pupuk organik

  • Pemanfaatan biofertilizer seperti Rhiphosant

Teknologi Budidaya Kacang Hijau di Lahan Kering

1. Penggunaan Varietas Unggul

Varietas Vima 1 memiliki potensi hasil hingga 1,76 ton/ha dan hasil rata-rata 1,38 ton/ha. Umur berbunga sekitar 33 hari dan panen 57 hari. Polongnya tidak mudah pecah dan bobot 100 butir sekitar 6,3 gram.

2. Pemupukan Organik dan Biofertilizer

Untuk meningkatkan kesuburan tanah di lahan kering, digunakan:

  • Pupuk kandang

  • Jerami dan pupuk organik cair

  • Rhiphosant (mengandung Bradyrhizobium dan bakteri pelarut fosfat)

Biofertilizer membantu melepaskan unsur fosfor (P) yang terikat pada tanah liat, sehingga bisa diserap akar.

3. Teknik Tanam Efisien

Teknik tanam sebar setelah olah tanah minimal bisa diterapkan untuk menekan biaya dan memaksimalkan hasil, cocok untuk petani dengan keterbatasan modal.

Tinjauan Biologis Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

Tanaman ini termasuk ke dalam Genus Vigna dan Famili Papilionaceae, memiliki ciri morfologi:

  • Tinggi 30–60 cm (tergantung varietas)

  • Batang dan cabang berbulu, warna hijau atau ungu

  • Daun trifoliate, bunga kuning yang dapat menyerbuk sendiri

  • Polong silindris 6–15 cm, mengandung 10–15 biji

  • Akar tunggang dengan akar cabang menyebar di permukaan tanah

Tanah optimal untuk kacang hijau memiliki tekstur liat berlempung, dengan pH tanah ideal 6,7, curah hujan 50–200 mm/bulan, dan suhu 25–27°C.

Potensi Pengembangan di Desa Tanjung Rejo

Kondisi tanah di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan yang panas dan kering dengan pH tanah sekitar 7,0 menjadi tantangan tersendiri. Namun, dengan pengelolaan pupuk organik dan pemilihan varietas tepat, daerah ini berpotensi menjadi pusat pengembangan kacang hijau lahan kering.

Kesimpulan

Kacang hijau adalah solusi pangan bernutrisi tinggi yang dapat dikembangkan di lahan kering melalui pendekatan terpadu. Pemanfaatan varietas unggul, pemupukan organik, dan biofertilizer menjadi kunci dalam peningkatan hasil panen yang berkelanjutan. Kombinasi antara teknik budidaya tepat dan dukungan masyarakat akan memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi petani lokal.

Baca juga : cara menanam kacang hijau di aqua gelas dengan kapas

File Download: Download 

Cara Mudah Dan Sederhana Menanam Kacang Hijau Di Rumah Bibit Dari Warung 

LihatTutupKomentar